Tidak ada pekerjaan di Kapal Pesiar yang terasa ringan dan tanpa tantangan semua jabatan dan pekerjaan adalah sangat berat dan penuh tantangan, tapi bagi New Hire (pelaut pemula) kita memandang pekerjaan orang lain lebih enak dan lebih ringan menurut kita.
Ada pengalaman yang menarik ketika saya menilai pekerjaan orang lain lebih ringan dari saya. Ketika kapal bertolak dari pelabuhan Port Everglades, Florida - USA, seorang teman yang berprofesi sebagai Officer Bartender (OB) habis kontrak dan memulai Vacation (cuti) terhitung mulai hari itu. Setelah memastikan bahwa Officer Bartender pengganti tidak datang, lalu saya mendatangi kantor Hotel Manager, waktu itu namanya Mr. Theo Hannen (dari Belanda) dan to the point saya utarakan maksud saya tersebut dalam bahasa inggris yang sederhana, "Mr. Theo Hannen... I see on the list, and I was checked in the officer bar, Bartender is going home to have vacation and no body to replace him, so if this possible for me, I would like to replace him...!" Mr. Hanen lalu memandang muka saya dan dia lalu berkata, Oke malam ini kau mulai jadi Bartender, dan ganti seragam GPA Messroom-mu dengan baju Bartender.
Pengalaman kerja sebagai Bartender, bagi sebagian orang adalah pengalaman berharga, tapi tidak buat saya. Hari pertama saya bekerja sebagai Bartender, sungguh saya tidak bisa berbuat banyak, ketika customer meminta minuman dan berkata: Whiskey On The Rock Please..., dan saya bingung wah, gimana cara bikinnya nih? lalu saya pun bertanya pada Costumer tersebut (kebetulan costumer Officer Bar adalah Crew Kapal yang jabatannya sudah tinggi/Officer) lalu costumer/officer itu mengajari saya cara bikinnya, pertama ambil gelas whiskey yang bergerigi, lalu isi ice cube tiga atau empat potong, truss di tanya lagi customernya: Would you like double or single, jika costumer mintanya double maka isi ghelas yang ada ice cube nya dengan dua sloki, jika single maka isi dengan satu sloki saja. Tiap malam saya belajar dari costumer tentang cara meracik minuman atau di barat sana disebutnya Cocktail, dari mulai Whiskey cola, see breeze, Lubaly Breeze, Gin Tonic, Bloody Marry, Baileys, dan lain-lain termasuk cara penyajiannya. Tanpa terasa sudah lima bulan berlalu dan saya merasakan badan saya semakin kurus, disebabkab karena saya bekerja malam hingga pagi hari, dan sangat kurang tidur, dikarenakan jam makan dari breakfast, lunch, dan dinner adanya di jam tidur saya, hingga seringkali ketinggalan waktu makan dan makanan sudah di clear up. Setiap dinihari ketika Bar tutup, saya seringkali mengantar costumer yang mabuk ke cabinnya. Hal yang sangat berat bagi saya adalah saya sangat sering ketinggalan waktu sholat, dan hati saya bersedih karena tak bisa menjalankan kewajiban ibadah saya. Dan juga profesi sebagai bartender sangatlah bertentangan dengan Syari'ah Islamiyah, sebagaimana ajaran Islam, agama yang saya anut. Ketika Manager Crew Rotation Mr. Fauzi Daud datang (on board) di kapal, saya langsung menghadap dan minta next planing untuk kontrak kerja saya agar tidak di tempatkan sebagai Officer Bartender lagi, alasannya profesi sebagai bartender sangat bertentangan dengan saya yang mantan Santri dan Guru ngaji, Mushola Fathul Jamal di kampung saya. Mr. Fauzi Daud tersenyum kecil, dia berkata: Ustadz..., kok bisa yaa dirimu jadi Bartender!. Lalu saya di kasih jabatan GPA Houskeeping untuk next kontrak berlayar saya. setelah menjalani 4 bulan sebagai GPA Messroom dan 8 bulan sebagai Bartender lalu saya pun menjalani masa cuti, dan diberi cuti selama 5 bulan. Alhamdulillah wa syukurillah saya terbebas dari rutinitas pekerjaan yang penuh tantangan dan konroversial untuk sementara.
Dari Mantan Pelaut untuk Calon Pelaut
Dari Mantan Pelaut untuk Calon Pelaut
Tidak ada komentar:
Posting Komentar