Selasa, 07 Mei 2019

Jembatan Kali Sewo di Jalur Pantura dan Kisah Tragis Saidah Saeni

Tradisi tambangan dan sawer (melempar uang receh) berawal dari penghargaan kepada Saeni sang Ronggeng menyanyi dan menari, di iringi oleh Saidah yang memainkan gendang dan kecrek sebagai alat musiknya, berkesenian khas Pantura (musik tarling). Dan dikemudian hari tradisi ini berubah jadi mitos tentang melempar uang receh sebagai 'sedekah minta selamat diperjalanan'.

Kisah ini berawal dari Saidah dan Saeni anak kepala desa Karang Turi Indramayu yang bernama Sarkawi, bersama ibu tirinya yang bernama Maemunah yang berprofesi sebagai Ronggeng. 
Maemunah sang ibu tiri selalu berpura-pura sayang kepada Saidah dan Saeni bila di depan Sarkawi. Tapi jika Sarkawi tidak ada dirumah maka Maemunah sangat jahat sekali sikapnya kepada saidah dan saeni. Sampai suatu ketika Maemunah membuang kedua anak tirinya di Alas Penjalin (ditengah hutan pesisir Subang). Dari pagi sampai sore Saidah dan Saeni kebingungan tidak tau arah jalan pulang, sampai menjelang malam ada seorang kakek tua yang bernama Aki Kulsum datang menemuinya, Aki Kulsum ternyata Raja Siluman Ular. Aki Kulsum menjanjikan kepada Saeni dengan sihirnya akan merubahnya menjadi Ronggeng terkenal, juga akan merubah Saidah menjadi ahli gendang kecrek yang lihai, tapi Aki Kulsum minta syarat setiap bulan purnama penuh mereka (saidah Saeni) harus menyerahkan tumbal darah manusia di tanggul kali sewo. Karena Saidah dan Saeni merasa tak punya harapan lagi, maka disanggupinya persyaratan tersebut.

Keluar dari rumah Aki Kulsum tempatnya belajar jadi ronggeng, lalu Saidah dan Saeni kemudian ngamen diatas jembatan kali sewo. Saeni sangat piawai menyanyi dan menari dan memiliki daya tarik yang luar biasa, bahkan mampu memikat banyak lelaki, saidah juga sangat ahli sekali memainkan gendang dan kecrek. Akhirnya Saidah dan Saeni pun sering di undang show ditempat-tempat keramaian penduduk, kadang di acara hajatan, kadang pula di acara pasar malam sebagaimana tradisi unjungan masyarakat setempat. Saeni jadi artis terkenal pada zamannya, seperti halnya Syahrini yang cetar membahana. Tapi kesibukan show Saidah Saeni membuat mereka lupa akan janjinya pada Aki Kulsum, sudah tiga tahun berlalu Saeni dan Saidah tidak menemui Aki Kulsum di kali sewo, dan hal itu membuat marah besar Aki Kulsum sang siluman ular. Ketika rombongan group tarling Saidah Saeni melewati jembatan kali sewo, dengan sihirnya Aki Kulsum menutup penglihatan pengemudi rombongan dan mengarahkannya nyebur di kali sewo, ketika Saidah Saeni tercebur di kali sewo, seketika itu pula Aki Kulsum dan siluman lainnya menyeret Saidah Saeni dan rombongan. Saidah Saeni menjadi tumbal pesugihannya sendiri.

Sumber:
Cerita Rakyat Indramayu
Tembang Bujangga Kidung Saidah Saeni
Tarling Endang Darma, Layung Sari Saidah Saeni
Bukan Cerita Fakta Sejarah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar