Ki Geden Tepak saking Palimanan (Raja Jin dari Palimanan - Cirebon) sangat prihatin ketika melihat Raden Gilap, cucunya sangat bersedih karena ingin tau siapa ayah kandungnya, dan dirinya merasa sangat terpukul ketika teman-temannya mengejek sebagai anak tak ber-ayah dan anak haram. Ki Geden Tepak tidak berani memberi tahu bahwa sebenarnya ayah kandung dari Raden Gilap adalah Sultan Matangaji dari Keraton Kasepuhan Cirebon. Bahkan ibundanya, Dewi Banawati pun tak berani memberi tahu identitas sang ayah dari Raden Gilap.
Kisah ini berawal dari perjalanan Sultan Matangaji menuju Cirebon, setelah melakukan perjalanan dinas kerajaan dari Kadipaten Indramayu, di perempatan jalan desa Palimanan Sultan Matangaji melihat seorang gadis cantik jelita yang bernama Banawati kadang dipanggil dengan nama Ciptawati, karena terpikat oleh kecantikannya sang Sultan langsung melamar dan menikahinya.
Sultan Matangaji pewaris Keraton Kasepuhan (cucu dari Kanjeng Sunan Gunung Jati Cirebon) tidak menyadari bahwa Dewi Banawati atau yang bergelar Permaisuri Kundup Melati adalah bangsa siluman sakti, dia Malih Rupa merubah dirinya berwujud manusia dengan ilmu kesaktiannya. Lalu mereka hidup bahagia seperti halnya pasangan pengantin baru, sampai suatu ketika Permaisuri Kundup Melati hamil dari buah perkawinan itu. Ketika Permaisuri Kundup Melati hamil lalu dia NGIDAM sebagaimana kebiasaan orang yang sedang hamil. Jika manusia normal biasanya ngidamnya adalah keinginan (nafsu makan) untuk makan rujak dari buah-buahan, tapi Permaisuri Kundup Melati adalah siluman, maka ngidamnya ingin makan rujak bayi manusia. Atas laporan dari seorang ibu yang anaknya direbut oleh Kundup Melati, dan laporan itu juga dibenarkan oleh para Elang (punggawa keraton) yang ikut ronda siskamling maka di hadapkanlah Kundup Melati di Pengadilan Kesultanan Kasepuhan Cirebon, ternyata Kudup Melati sangat pandai bicara semua keterangan korban dan saksi bisa dibantahnya, bahkan semua barang bukti semuanya sirna ilang amoro bumi (hilang tak berbekas). Tapi rakyat Cerbon sangat yakin bahwa Kundup Melati adalah pelakunya. Akhirnya Sultan Matangaji mengeluarkan pusaka sakti Golok Cabang peninggalan Mbah Kuwu sangkan (Pangeran Cakra Buana) Uyutnya, Dan baru saja Golok Cabang itu di arahkan ke wajah Kundup Melati, dia menjerit histeris dan berteriak-teriak sebagaimana siluman Rotadenawa: duuh biyang duuh biyang duuh biyang ampyun kakang...., Kundup Melati kembali ke wujud aslinya sebagai Siluman Perempuan yang buruk rupa dan mengerikan. Lalu sang Sultan mengusir Kundup Melati keluar dari keraton dan melarang makan bayi manusia lagi, Kundup Melati kembali menjadi Banawati dan pulang kampung ke Pohon Waru Doyong Palimanan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar